Jumat, 13 Desember 2019

Sastra Daerah_Kuburan Gantung R.NG.Bawadiman Djojodigdo

Oleh : Putri Buana Dewi
NIM : 1888201062
Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia,Fakultas Ilmu Pendidikan dan Sosial,Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

MAKAM GANTUNG R. NG. BAWADIMAN DJOJODIGDO

     Blitar ternyata tidak melulu terkenal akan tujuan wisata ziarah makam Bung Karno saja, tapi pun terkenal akan tempat ziarah pesanggrahan Djojodigdan.Pesanggrahan Djojodigdo berada di Jalan Melati 43 Kota Blitar, lokasi makam gantung itu berada. Rumah kuno dengan pekarangan seluas 3,5 hektare  yang sekarang sudah tidak ditempati lagi. Rumah ini hanya dijaga oleh pemandu yang menjelaskan tentang makam kepada para pengunjung. Di dalam rumah ada barang-barang kuno dan juga silsilah dari Patih Djojodigdo, salah satu yang tak asing adalah R.A Kartini.
     Eyang Patih Djojodigdo sebetulnya adalahsalah satu keturunan darah biru dari Keraton Mataram. Beliau bermunculan dengan gelar kebangsawanan Raden Ngabehi di Yogyakarta pada tanggal 29 Juli 1827. “Beliau lahir di Kulon Progo, Rabu Kliwon tanggal 5 Suro 1755. Atau 29 Juli 1827. Meninggalnya hari Kamis Pon, tanggal 18 Safar 1839 atau 11 Maret 1909”. Saat berusia 84 tahun ,jelas Lasiman ditemui di padepokan Djojodigdo, Rabu (11/2019).
     Ketika berusia 12 tahun, beliau meninggalkan Yogyakarta untuk mengekor pamannya yang mempunyai nama RMT. Pada tanggal 8 September 1877, R. Ng. Djojodigdo diusung menjadi Patih Blitar. Sebagai pendamping Bupati Blitar, Raden Adipati warso Koesoemo.Sebagai seorang patih, Patih Djojodigdo mengemban tugasnya dengan gemilang bahkan sempat menerima penghargaan dari pemerintah Hindia Belanda yaitu dua lencana GM dan ZM.Hingga wafatnya pada 11 Maret 1909, Patih Djojodigdo dimakamkan di lokasi pemakaman family belakang kepatihan Blitar.
     Berbicara mengenai makam tersebut, letaknya tepat  di belakang rumah, area pagar yang selalu digembok. Apakah benar tergantung? Jawabannya tidak. Makam ini memang mencolok dari yang lain.Istilah ‘gantung’ di sini mengacu pada baju perang barang pribadi Patih Djojodigdo yang tersimpan di bagian atap makam yang terbuat dari marmer. Makam ini berada di dalam tanah, hanya jenazahnya memang tidak bersentuhan dengan tanah alias dalam peti besi. Di nisan bagian bawah (selatan) ada tulisan huruf Jawa. Menurut juru kunci makam gantung, Lasiman (70), tulisan Jawa itu berisi sejarah lahir dan meninggalnya Eyang Ngabehi Bawadiman Djojodigdo (nama lengkap Eyang Djojodigdo).

Mitos tentang penjaga makam gantung
     Nah, karena Patih Djojodigdo adalah orang sakti pada zamannya, maka makamnya ini adalah salah satu tempat yang dikeramatkan. Usut punya usut, di luar pagar sebelum masuk, ada dua ekor macan penjaga. Salah satu pengunjung juga pernah melihat ular besar yang menghalangi jalan, sehingga para peziarah tak bisa masuk.Juru kunci juga mengatakan bahwa pernah ada kerabat yang berniat mencuri barang peninggalan Eyang dan akhirnya menjadi gila.Jadi jika mengunjungi lokasi ziarah makam gantung ini sebaiknya tidak tidak mempunyai niat buruk.
Ilmu Aji Pancasona
     Banyak orang percaya Eyang djojodigdo memiliki ajian pancasona yaitu ilmu yang apabila pemiliknya mati,dia akan hidup kembali dengan ccatatan tubuhnya tidak menyentuh tanah.Hal ini juga diceritakan turun temurub oleh keluarga Eyang Djojodigdo.Tidak sembarang orang yang bisa menguasai ilmu ini.Menurut cerita juru kunci makam gantung, Patih Djojodigdo adalah satu-satunya orang yang menguasai ilmu tersebut pada masanya.Orang yang memiliki ilmu ini bisa hidup lagi saat menyentuh tanah, sang pemilik ilmu harus melakukan tirakat berupa tapa ngalong –bertapa selama 40 hari 40 malam tanpa santap dan minum dalam suasana bergantung di pohon dengan kepala di bawah. Tempat berguru juga bukan manusia saja, tetapi juga ada dari dunia lain. Patih Djojodigdo sendiri beberapa kali hidup kembali setelah dieksekusi oleh Belanda selama pertempuran tahun 1825-1830.



     
Tugas Akhir Mata Kuliah Sejarah Sastra
Dosen Pengampu    :   Sri Utami,M.Pd
Sumber Rujukan : Hasil observasi dan wawancara dengan Juru Kunci Makam Gantung R. NG. Bawadiman Djojodigdo.

Kamis, 12 Desember 2019

ANALISIS CERPEN

ANALISIS CERPEN PENULIS TUA  KARYA HARYO PAMUNGKAS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN STRUKTURAL DAN PENDEKATAN SEMIOTIK
Putri Buana Dewi
Mahasiswa Program Studi PBI,Universitas Nahdlatul Ulama Blitar
E-mail:putribuana862@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kepaduan antarunsur instrinsik cerpen”Penulis Tua” karya Haryo pamungkas menggunakan metode analisis struktural dan semiotik yang terkandung dalam cerpen tersebut.Cerpen “Penulis Tua” diteliti melalui langkah pengumpulan data antarunsur intrinsik cerpen dan mendeskripsikannya.Setelah melalui proses penelitian analisis struktural dan semiotik.Cerpen ini juga memiliki tanda atau semoiotik yang khas.Semiotik dalam cerpen merupakan nilai tambah bagi pembaca untuk merasa penasaran sehingga tanda itu merupakan keunikan.Tanda tersebut tentu saja memiiki makna yang kuat untuk mendukung cerita tersebut.
Kata kunci: cerpen,analisis struktural dan semiotik

PENDAHULUAN
1. Latar belakang
                 Kajian sastra adalah sebuah kegiatan mempelajari unsur-unsur dan hubungan antar unsur dalam sebuah karya sastra yang bertolak dari pendekatan, teori, dan cara kerja tertentu (Aminudin 1995:39). Maka itu, secara sederhana dapat dikatakan bahwa kegiatan mengkaji karya sastra adalah sebuah kegiatan yang akan melibatkan teori dan cara kerja tertentu disertai dengan menggunakan sebuah pendekatan tertentu.
Mengapresiasi sastra khususnya cerpen banyak sekali macamnya, salah satunya adalah dengan cara menganalisis unsur pembangunnya, baik unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsik. Untuk melakukan pengkajian terhadap unsur – unsur pembentuk karya sastra, khususnya fiksi, pada umumnya kegiatan itu disertai oleh kegiatan analisis.
        Dalam cerpen “Penulis Tua” adalah sebuah bentuk ekspresi tidak langsung  daricerpen tersebut.Dalam karya sastra, bahasa merupakan  medium yang tidak hanya sebatas bahasa sebagai Langue (bahasa dalam system linguistic) namun juga menjadi mempunyai “makna” dalam sastra yang dapat merefleksikan banyak hal dan multi tafsir.
2. Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah “
3. Tujuan Penelitian
  Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan analisis pada isi cerpen Penulis Tua  karya Haryo Pamungkas dengan menggunakan  pendekatan struktural dan pendekatan semiotik.
4.  Batasan Operasional.
1.  Pendekatan struktural merupakan pendekatan intrinsik, yakni membicarakan karya tersebut pada unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam 
2.  Pendekatan Semiotik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem tanda dan lambang dalam kehidupan manusia.

METODE
Peneliti menganalisis cerpen “Penulis Tua” menggunakan kajian struktural,pendekatan struktural merupakan pendekatan intrinsik, yakni membicarakan karya tersebut pada unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Pendekatan tersebut meneliti karya sastra sebagai karya yang otonom dan terlepas dari latar belakang sosial, sejarah, biografi pengarang dan segala hal yang ada di luar karya sastra (Satoto, 1993: 32). Pendekatan struktural mencoba menguraikan keterkaitan dan fungsi masing-masing unsur karya sastra sebagai kesatuan struktural yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh (Teeuw, 1984: 135). Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan struktural adalah suatu pendekatan dalam ilmu sastra yang cara kerjanya menganalisis unsur-unsur struktur yang membangun karya sastra dari dalam, serta mencari relevansi atau keterkaiatan unsur-unsur tersebut dalam rangka mencapai kebulatan makna. 
Selain menganalisis menggunakan kajian struktural,peneliti juga akan meneliti dan mendeskripsikan melalui kajian semiotik,semiotika (juga disebut studi semiotik dan dalam tradisi Saussurean disebut semiologi) adalah studi tentang makna keputusan. Ini termasuk studi tentang tanda-tanda dan proses tanda (semiosis), indikasi, penunjukan, kemiripan, analogi, metafora, simbolisme, makna, dan komunikasi. Semiotika berkaitan erat dengan bidang linguistik, yang untuk sebagian, mempelajari struktur dan makna bahasa yang lebih spesifik.
Metode penelitian yangb digunakan:
1. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, karena tujuan penelitian untuk mendeskripsikan analisis pada cerpen “Penulis Tua” karya Haryo Pamungkas dengan menggunakan  pendekatan struktural dan pendekatan semiotik.       
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan. Dikatakan penelitian kepustakaan karena data penelitian ini diperoleh dari bahan bacaan yang relevan berupa cerita pendek.
3. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini adalah cerpen “Penulis Tua” karya Haryo Pamungkas . Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah Kompas-Republika-Jawa Pos-Suara Merdeka-Koran Tempo-Media Indonesia .BANJARMASIN POST, CERPEN, HARYO PAMUNGKAS
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa teknik baca dan catat, yaitu data diperoleh dari hasil membaca dan mencatat informan yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini.
5. Teknik Analisis Data
Pendekatan yang digunakan adalah analisis isi. Dasar pelaksanaan metode analisis isi adalah penafsiran. Dasar penafsiran dalam metode analisis isi memberikan perhatian pada isi pesan. Penelitian menekankan bagaimana memaknakan isi komunikasi, memaknakan isi interaksi simbolik yang terjadi dalam peristiwa komunikasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil penelitian analisis struktural pada cerpen Penulis Tua menunjukkan bahwa cerpn tersebut memiliki hubungan antarunsur intrinsiknya.Tema,latar,alur,plot,sudut pandang dan tokoh saling mendukung satu sama lain.Dengan kata lain hasil penelitian berhasil memadukan unsur intrinsik cerpen tersebut dengan baik,sehingga secara bersama membentuk satu kesatuan yang butuh.
Selain analisis struktural,pada cerpen Penulis Tua juga menganalisis semiotik.Pada cerpen tersebut memiiki makna yang kuat untuk mendukung cerita.Adanya beberapa tanda dalam cerpen tersebut menambah keunikan  dan membuat pembaca tertarik akn isi cerpen tersebut. .
Pembahasan
Secara struktural,cerpen Penulis Tua karya Haryo Pamungkas memeiliki unsur instrinsik yang lengkap.Di bawah ini adalah kajian secara lengkap mengenai cerpen tersebut.
1.Tema 
Tema adalah suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal. Salah satunya dalam membuat karya tulis baik puisi, cerpen, maupun novel. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tema pada cerita pendek yang berjudul Penulis Tua adalah tentang kehidupan dan kenangan.
2.  Alur
Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan–tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita (Siswanto, wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra). Berdasarkan uraian di atas, maka alur cerita dalam cerpen  Penulis Tua Karya Haryo Pamungks adalah alur campuran (maju-mundur). 
Cerpen Penulis Tua dibangun dengan alur campuran. Gambaran alur dalam cerpen yaitu  tokoh kakek selalu menginggat kenangan masa lalu nya dan membandingkan dengan kehidupan sekarang. Hal tersebut tampak pada kutipan:
“Kenang-kenangan masa lalu mirip potongan puzzle yang mulai terbentuk satu per satu ketika merenung. Kenangan sewaktu muda bersama almarhumah istriku, atau soal lika-liku kehidupan yang pernah kujalani”.
“Barangkali inilah fase paling menarik dalam hidup  mengenang masa lalu”.
Dan terlihat pula pada kutipan :
“aku membayangkan, apakah anak kecil sekarang masih merasakan betapa menyenangkannya bermain di sungai yang jernih”.
3.  Tokoh dan Penokohan.
Tokoh adalah sosok atau pelaku yang mengambil peran dalam sebuah karya sastra. Bentuk penokohan yang paling sederhana di dalam cerpen adalah pemberian nama. Selain pemberian nama penokohan juga dapat menggunakan dengan kata ganti orang, tergantung pengarang menyikapi sudut pandangnya. Berikut adalah tokoh dan penokohan yang ada pada sinopsis cerpen Penulis Tua.
Deskripsi tokoh-tokoh dalam cerpen  Penulis Tua karya Haryo Pamungkas menampilkan tokoh utama yaitu:Kakek, dan kemudian berkembang dengan tokoh Alenia.
a.  Kakek
Dalam cerpen “Penulis Tua”  tokoh kakek bersifat penyayang.Terbukti pada kutipan :
“Supaya Alenia bisa gambar langit yang indah, Sayang.”
“Aku membelai kepalanya, dan hanya bisa tersenyum”.
b.   Alenia
Tokoh Alenia di sini sebagai cucu kakek memiliki sifat periang terbukti pada kutipan :
“Ini gambar Alenia? Bagusya…” Gadis kecil itu hanya meringis, tersipu malu.
“Alenia coba menggambar kota dan gedung, Kek. Ini kota Alenia,” masih dengan meringis Alenia menjawab pertanyaanku.
3. Latar atau Setting
Latar atau setting adalah suatu tempat atau kejadian mengenai suatu peristiwa dalam sebuah cerita. Pada sinopsis cerpen Kematian Terindah terdapat beberapa latar atau setting, diantaranya adalah:
a.Latar Tempat
Menggambarkan lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah cerita. Dalam cerpen Kematian Terindah terdapat beberapa latar tempat diantaranya adalah sebagai berikut.
1.Rumah,terbukti pada kutipan:
“Ia menghambur ke dalam kamarnya dan mengambil telepon genggam”.
2.Taman,pada kutipan:
“kisah-kisah romansa yang mulai bersemi di taman-taman”.
3. Dekat Alun-alun,pada kutipan:
“Taman di dekat alun-alun, Jembatan Kembar yang menghadirkan senja menawan”.
4.Jembatan Kembar,pada kutipan:
“Jembatan Kembar yang menghadlrkan senja menawan”.
b.Latar Waktu
Latar waktu adalah menggambarkan kapan sebuah peristiwa itu terjadi. Di dalam cerpen Kematian Terindah sedikitnya terdapat tiga latar waktu, yaitu:
1.Pagi hari,terbukti pada kutipan:
“Desa-desa yang masih dibentangi sawah-sawah hijau beserta petani-petani yang mulai sibuk selepas subuh”.
2.Sore hari,terbukti pada kutipan :
“Kebiasaan baruku tiga tahun ini, setiap sore, sebelum senja”.
“Kakek, kenapa setiap sore selalu ke sini?” tanya cucuku, Alenia.
“ketika aku dan almarhumah istriku memandangi langit setiap sore di tepi Jembatan Kembar ini”.
c. Latar Suasana
Latar suasana adalah menggambarkan suasana atau budaya yang melatarbelakangi terjadinya adegan atau suatu peristiwa. Pada cerpen Kematian Terindah terdapat beberapa latar suasana diantaranya adalah:
a.Sunyi.
“Lamunanku buyar ketikamendengar suara manis dari cucuku Alenia”.

b. Ramai.
“Deru klakson keluar dari begitu banyak kendaraan”.

c. Gaduh
“Umpatan,sumpah serapah keluar dari bibir-bibir yang putus asa”.
4. Sudut pandang
   Sudut pandang adalah cara yang digunakan oleh pengarang sebagai sarana untuk menjadikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.
Berdasarkan uraian di atas, dapat di katakan bahwa dalam sinopsis cerita pendek Penulis Tua, penulis menggunakan sudut pandang orang pertama.
5. Gaya Bahasa
  Gaya bahasa yang digunakan dalam cerpen Matinya Seorang Demonstran adalah bahasa indonesia yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan tentunya mudah diterima bagi pembaca.
6. Amanat
Amanat yang terkandung dalam cerpen Penulis Tua adalah sebagai berikut:
1.Jika hidup hanya dihabiskan di depan layar kotak yang bisa memuat segalanya tanpa kita mengetahui dunia luar kita tidak akan pernah tahu bagaimana indahnya mengenang masa lalu yang begitu menyenangkan pada usia senja.
2.Jangan terlalu bergantung pada gadget.
Kajian Semiotik Cerpen “Penulis Tua”karya Haryo Pamungkas:
1.  ” Anak muda yang begitu bergairah”.
 Makna dari kutipan tersebut anak muda yang memiliki semangat.
 2. “Saling teguh kebenaran”.
 Maksud dari kutipan tersebuat adalah kejujuran.
3. “yang memainkan biola dengan nada menyayat”.
 Maksud dari yang memainkan biola dengan nada menyayat, yaitu biola yang dimainkan nadanya begitu indah sampai menggetarkan hati.
4. “Saling melontarkan rayuan gombal yang memusingkan kepala”.
 Maksudnya adalah rayuan gombal yang membuat orang sampai kegirangan.
5. “Titik paling merah keemasan”.
 Titik paling merah keemasan maksudnya adalah waktu yang ditunggu-tunggu.
6. “sumpah serapah”.
       Maknanya adalah berbagai-bagai kata yang buruk,maki-makian disertai kutukan dan sebagainya.

SIMPULAN
Cerpen ini merupakan bacaan yang menarik bagi semua usia baik tua maupun muda. Melalui cerpen ini pengarang menitikberatkan inti cerita pada arti sebuah kehidupan di usia senja, tokoh utama "Kakek" lebih sering dimunculkan untuk menceritakan lika-liku kehidupannya dimasa lampau yang terkesan menyenangkan. Tokoh dalam cerpen tersebut hanya ada 3 yaitu Kakek, Alenia, dan Nenek yang sudah almarhumah.
Cerita pendek ini sangat direkomendasikan untuk berbagai kalangan khususnya para orng tua dan orang yang selalu mengandalkan ponselnya untuk membuat sebuah kenangan,karena dalam cerpen ini banyak mengandung moral.Saya  menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, sebagai acuan kami untuk memperbaiki dalam penyusunan makalah selanjutnya, dan demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Diambil 9 Desember 2019,dari https://id.wikipedia.org/wiki/Semiotika

Suryodiningrat,R.(2016).Analisis CerpenBerdasarkan Teori.Diambil 9 Desember 2019,dari http://richasuryodhiningrat.blogspot.com/2016/02/analisis-cerpen-berdasarkan-teori.html?m=1

Nuraeni,Y,(2011).Analisis Struktural dan semiotik.Diambil 9 Desember 2019,dari https://www.kompasiana.com/yusinuraeni/5a60a203f1334406c416f213/analisis-struktural-dan-semiotik-dalam-cerpen-2011-karya-putu-wijaya?page=3

Diambil 9 Desember 209,dari https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/parole/article/download/79/pdf








Selasa, 15 Oktober 2019

Forklor Jawa

FORKLOR JAWA

  Forklor Jawa  merupakan kebudayaan Jawa  yang  tersebar  secara turun temurun.Forklor Jawa  meliputi berbagai hal seperti pengetahuan,asumsi,tingkah laku,etika,perasaan,kepercayaan,dan aspek praktek kehidupan lainnya.Istilah forklor masih asing di telinga orang  Jawa.Sebaliknya jika mendengar kata budaya,mereka akan lebih paham .Karena orang Jawa kadang-kadang tidak sadar terhadap miliknya yang luhur.Orang Jawa sebagian juga berpikir bahwa forklor adalah kabar burung yang tidak tahu siapapembawanya,rumor,celoteh,yang sulit dipertanggungjawabkan.
Forklor Jawa merupakan ilmu yang luas.Semua hal yang berbau tradisi masuk dalam pembahasan forklor.Forklor Jawa berkembang  sejalan dengan perkembangan orang Jawa.Pada perkembangannya banyak juga yang tidak mempercayai adanya forklor Jawa ini karena dianggap hanya sebagai sesuatu yang tidak jelas maksud dan tujuannya.
   Di sini saya akan membahas mengenai forklor Jawa yang masih dipercayai masyarakat,bahkan oleh sebagian orang digunakan sebagai patokan dalam melakukan sesuatu.Baik dalam bertindak,beretika,dan kepercayaan yang mendarah daging.Semuanya diatur oleh “katanya”.Jadi biasanya yang banyak mempraktekan forklor Jawa ini kebanyakan dari orang-orang tua yang sebenarnya banyak dari mereka yang tidak tau maksud dari apa yang mereka katakan.Jadi saya akan memberikan contoh-contoh forklor Jawa yang masih berkembang di daerah saya tepatnya di Kediri Jawa timur:

1.Pernikahan
    Pernikahan di Jawa biasanya masih mempercayai mitos-mitos yang ada di masyarakat.Pasalnya, jika tanggal yang dipilih atau mitos lainnya tidak dilakukan maka kepercayaan orang Jawa biasanya pernikahan tidak akan langgeng atu akan bermasalah.Berikut beberapa mitos yang berkembang dalam masyarakat:

a.Tidakboleh menikah di bulan Suro
Bulan ini akan dihindari karena dipercaya sebagai bulan keramat. Konon katanya Nyai Roro Kidul tengah menggelar  hajatan sehingga masyarakat dilarang menyelenggarakan pesta jika tidak ingin mendapatkansial.
b.Tidak boleh menikahkan anak pertama dengan anak ketiga atau biasadisebut Jilu(Siji karo telu).
Jadi mitosnya jika anak pertama menikah dengan anak ketiga nantinya akan menimbulkan kesialan seperti tidak akur,bercerai,hingga ditinggal mati.
c. Weton Jodoh
Biasanya wetonmu dan pasangan akan dihitung dan dicocokan.Jika dinilai tidak cocok jika menikah,terpaksa dibatalkan jika ingin didatangi kesialan.

2. Etika
    Jadi dalam masyarakat Jawa etika sangatlah dijunjung tinggi.Jadi dalammelakukan hal terkadang mengikuti mitos orang tua padajaman dahulu.Berikut beberapa mitos nya:
a.Anak gadis dilarang dduduk didepan pintu.
    Menurut budaya Jawa,anak gadis yang duduk di pintu sangatlah tidak sopan.Beberapa sampai percaya jika perilaku ini bisa membuatnya jauh dari jodoh.
b.Makan di depan rumah.
    Biasanya doipercaya jika makan di depan rumah bisa mengurangi rezeki atau menyebabkan kesialan ,namun di luar mitos yang ada, makan di depan rumah dianggap tidak begitu sopan.
c.Nyapu tidak bersih,siap-siap dapat suami yang brewokan.
    Biasanya jika kita menyapu tidak bersih nantinya diancam jika menikah suaminya bakal brewokan.Mitos ini sering terdengar namun sudah mulai pudar.
d.Makan sambil tiduran akan menjadi ular.
    Mitos orang dulu jika makan sambil tiduran bisa menjadi ular.Alasan yang tidak masuk akal.Alasansebenarnya bahwa makan sambil tidurtidak baik untuk masalah pencernaan.Noitos ini berkembang untuk menakuti orang jaman dahulu.h
d.Bersiul di malam hari.
   Orang tua jaman dahulu percaya jika bersiul di malam hari mengundang mahluk halus yang menyebablan gangguan mistis yang datang ke rumah.
e.Tidak keluar rumah saat maghrib.
    Mitos ini biasanya disangkutkan dengan wewe gombel,jika keluar rumah saat maghrib konon katanya nanti diculik wewe gombel, mitos ini bertujuan agar anank-anak tidak keluar saat maghrib tiba,sebab saat maghrib waktunya beribadah.
f.Makan harus dihabiskan.nanti ayamnya mati.
    Biasanya mitos ini ditunjukan untuk anak yang susah makan dan tidak maumenghabiskan makanannya.Sebab jaman dahulu hampir semua keluarga mempunyai ayam.
g.Duduk diatas bantal bisa bisulan.      
    orang Jawa identik dengan lesehan.Dari kebiasaan inilah,anak-anak menggunakan bantal tidur untuk alas tempat duduk.Mitos ini berkembang untukmengajarkan bahwa tidak baik benda untuk kepala digunakan untuk alas duduk.

3.Tradisi/Budaya
    Indonesia bisa disebut sebagai gudangnya tradisi.Ini tidak lepas dari banyaknya suku yang mendalami negeri ini.Setiap suku mempunyai tradisi masing-masing.Salah satu suku terbesar di Indonesia adalah suku Jawa.Sebagai suku yang sangat besar,tentu saja suku Jawa juga memiliki kebudayaan yang besar,digunakan turun-temurun,dan masih ditemukan hingga sekarang.Berikut ini tradisi yang masih ada sampai sekarang yang masih dilestarikan atau masih dipercaya sampai sekarang:
a.Slametan
    Slametan adalah suatu bentuk acara syukuran dengan mengundamng beberapa kerbat dan tetangga.Secara tradisional acara syukuran dimulai dengan doa bersama, dengan duduk bersila di atas tikar melingkar nasi.Slametan dilakukan untuk merayakan hampir semua kejadian termasuk kelahiran,kematian,pernikahan,pindah rumah,dan sebagainya.
b.Kenduri
    Kenduri adalah jamuan makan untuk memperingati peristiwa,meminta berkah,dan sebagainya.Kenduri merupakan acara berkumpul yang umumnya dilakukan oleh laki-laki,dengan tujuan meminta kelancaran atas sesuatu yang di hajatkan dari orag yang punya hajat.
c.Baritan
    Tradisi baritan adalah sebuah upacara adat yang berkaitan dengan kepercayaan masyarakat.Biasanya berisi ritual keagamaan,yang biasanya dilakukan oleh komponen masyarakat,tujuananya agar musibah,wabah penyakit dan bala-bencana tidak terjadi di kampung mereka.Ritual ini biasanya dilakukan di jalan dengan masing-masing keluarga membawa berkat atau makanan yang di buat dari daun pisang dan pelaksanaanya biasanaya pada bulan syuro.


  • Nama : Putri Buana Dewi
  • NIM : 1888201062
  • Kelas : PBI 3B
  • Matkul.  : Sastra Daerah

Sastra Daerah_Kuburan Gantung R.NG.Bawadiman Djojodigdo

Oleh : Putri Buana Dewi NIM : 1888201062 Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia,Fakultas Ilmu Pendidikan dan Sosial,Universitas Nahdlatul Ulama...