Jumat, 13 Desember 2019

Sastra Daerah_Kuburan Gantung R.NG.Bawadiman Djojodigdo

Oleh : Putri Buana Dewi
NIM : 1888201062
Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia,Fakultas Ilmu Pendidikan dan Sosial,Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

MAKAM GANTUNG R. NG. BAWADIMAN DJOJODIGDO

     Blitar ternyata tidak melulu terkenal akan tujuan wisata ziarah makam Bung Karno saja, tapi pun terkenal akan tempat ziarah pesanggrahan Djojodigdan.Pesanggrahan Djojodigdo berada di Jalan Melati 43 Kota Blitar, lokasi makam gantung itu berada. Rumah kuno dengan pekarangan seluas 3,5 hektare  yang sekarang sudah tidak ditempati lagi. Rumah ini hanya dijaga oleh pemandu yang menjelaskan tentang makam kepada para pengunjung. Di dalam rumah ada barang-barang kuno dan juga silsilah dari Patih Djojodigdo, salah satu yang tak asing adalah R.A Kartini.
     Eyang Patih Djojodigdo sebetulnya adalahsalah satu keturunan darah biru dari Keraton Mataram. Beliau bermunculan dengan gelar kebangsawanan Raden Ngabehi di Yogyakarta pada tanggal 29 Juli 1827. “Beliau lahir di Kulon Progo, Rabu Kliwon tanggal 5 Suro 1755. Atau 29 Juli 1827. Meninggalnya hari Kamis Pon, tanggal 18 Safar 1839 atau 11 Maret 1909”. Saat berusia 84 tahun ,jelas Lasiman ditemui di padepokan Djojodigdo, Rabu (11/2019).
     Ketika berusia 12 tahun, beliau meninggalkan Yogyakarta untuk mengekor pamannya yang mempunyai nama RMT. Pada tanggal 8 September 1877, R. Ng. Djojodigdo diusung menjadi Patih Blitar. Sebagai pendamping Bupati Blitar, Raden Adipati warso Koesoemo.Sebagai seorang patih, Patih Djojodigdo mengemban tugasnya dengan gemilang bahkan sempat menerima penghargaan dari pemerintah Hindia Belanda yaitu dua lencana GM dan ZM.Hingga wafatnya pada 11 Maret 1909, Patih Djojodigdo dimakamkan di lokasi pemakaman family belakang kepatihan Blitar.
     Berbicara mengenai makam tersebut, letaknya tepat  di belakang rumah, area pagar yang selalu digembok. Apakah benar tergantung? Jawabannya tidak. Makam ini memang mencolok dari yang lain.Istilah ‘gantung’ di sini mengacu pada baju perang barang pribadi Patih Djojodigdo yang tersimpan di bagian atap makam yang terbuat dari marmer. Makam ini berada di dalam tanah, hanya jenazahnya memang tidak bersentuhan dengan tanah alias dalam peti besi. Di nisan bagian bawah (selatan) ada tulisan huruf Jawa. Menurut juru kunci makam gantung, Lasiman (70), tulisan Jawa itu berisi sejarah lahir dan meninggalnya Eyang Ngabehi Bawadiman Djojodigdo (nama lengkap Eyang Djojodigdo).

Mitos tentang penjaga makam gantung
     Nah, karena Patih Djojodigdo adalah orang sakti pada zamannya, maka makamnya ini adalah salah satu tempat yang dikeramatkan. Usut punya usut, di luar pagar sebelum masuk, ada dua ekor macan penjaga. Salah satu pengunjung juga pernah melihat ular besar yang menghalangi jalan, sehingga para peziarah tak bisa masuk.Juru kunci juga mengatakan bahwa pernah ada kerabat yang berniat mencuri barang peninggalan Eyang dan akhirnya menjadi gila.Jadi jika mengunjungi lokasi ziarah makam gantung ini sebaiknya tidak tidak mempunyai niat buruk.
Ilmu Aji Pancasona
     Banyak orang percaya Eyang djojodigdo memiliki ajian pancasona yaitu ilmu yang apabila pemiliknya mati,dia akan hidup kembali dengan ccatatan tubuhnya tidak menyentuh tanah.Hal ini juga diceritakan turun temurub oleh keluarga Eyang Djojodigdo.Tidak sembarang orang yang bisa menguasai ilmu ini.Menurut cerita juru kunci makam gantung, Patih Djojodigdo adalah satu-satunya orang yang menguasai ilmu tersebut pada masanya.Orang yang memiliki ilmu ini bisa hidup lagi saat menyentuh tanah, sang pemilik ilmu harus melakukan tirakat berupa tapa ngalong –bertapa selama 40 hari 40 malam tanpa santap dan minum dalam suasana bergantung di pohon dengan kepala di bawah. Tempat berguru juga bukan manusia saja, tetapi juga ada dari dunia lain. Patih Djojodigdo sendiri beberapa kali hidup kembali setelah dieksekusi oleh Belanda selama pertempuran tahun 1825-1830.



     
Tugas Akhir Mata Kuliah Sejarah Sastra
Dosen Pengampu    :   Sri Utami,M.Pd
Sumber Rujukan : Hasil observasi dan wawancara dengan Juru Kunci Makam Gantung R. NG. Bawadiman Djojodigdo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sastra Daerah_Kuburan Gantung R.NG.Bawadiman Djojodigdo

Oleh : Putri Buana Dewi NIM : 1888201062 Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia,Fakultas Ilmu Pendidikan dan Sosial,Universitas Nahdlatul Ulama...